Dalam setiap perang yang tercatat dalam sejarah, peran kapal laut sangat berpengaruh dalam menentukan arah jalan perang. Terutama jika peperangan ini mengharuskan pasukan yang melakukan invasi melakukan penyeberangan lintas laut, sehingga negara/ kerajaan yang menguasai jalur perairan akan memiliki keuntungan strategis militer. Selain strategi militer yang handal, penguasaan jalur perairan juga ditentukan dengan semakin majunya teknologi perkapalan suatu negara. Sudah banyak kapal - kapal terkenal yang terjun dalam peperangan, termasuk saat perang dunia I dimana teknologi perkapalan sudah mulai modern dan setiap negara mempunyai kapal - kapal andalannya. Disini ane akan membahas beberapa kapal legendaris dalam perang dunia I yang terlibat dalam pertempuran laut.
Spoiler for HMS Dreadnought ( Inggris ):
HMS Dreadnought mulai dibuat pada 2 Oktober 1905 dan selesai pada 10 Februari 1906. Kapal ini merupakan kapal yang paling canggih pada masa itu, bahkan nama Dreadnought sendiri memiliki arti tidak takut apa pun dan dijadikan tipe kelas dalam dunia perkapalan. Dreadnought adalah kapal perang pertama di masanya yang memiliki senjata utama yang seragam. Dia juga kapal perang pertama yang memiliki oleh turbin uap, sehingga menjadikannya kapal perang tercepat di dunia pada saat itu. Peluncurannya memicu perlombaan senjata angkatan laut di seluruh dunia, terutama Angkatan Laut Kekaisaran Jerman yang bergegas untuk mengejar ketinggalannya dalam persiapan apabila terjadi perang. Ironisnya bagi kapal yang dirancang untuk menyerang kapal perang musuh, satu-satunya tindakan signifikannya dalam perang dunia I adalah menabrak dan menenggelamkan kapal selam Jerman U-29, yang dipimpin oleh Otto Weddigen , pada 18 Maret 1915. U - Boat nomor 29 muncul ke permukaan tepat di depan Dreadnought setelah menembakkan torpedo ke Neptunus, dan Dreadnought menabrak kapal selam itu menjadi dua. Dengan demikian HMS Dreadnoughtmenjadi satu-satunya kapal perang yang dengan tidak sengaja menenggelamkan kapal selam musuh dengan cara menabraknya. Selebihnya selama perang dunia I kapal ini hanya ditugaskan menjaga pesisir Inggris dan laut utara.
HMS Dreadnought memiliki panjang 160 m, lebar 25 m, dan ketinggian 9 m. Kapal ini juga dilengkapi dengan 2 mesin turbin uap sehingga memiliki kecepatan mencapai 21 knot, merupakan kapal tercepat dikelasnya pada saat itu.
Foto diatas merupakan salah satu meriam utama yang dimiliki HMS Dreadnought, berjenis Mark X 12 Inci ( 300 mm ) dengan turret laras ganda. HMS Dreadnought memiliki 5 turret laras ganda dikapalnya dengan 2 turret meriam dibagian belakang, dua turret di bagian tengah masing - masing satu dikiri kanan kapal, dan satu turret pada bagian depan. Jika jenis kapal - kapal perang sebelumnya memiliki ukuran meriam utama yang berbeda - beda maka HMS Dreadnought merupakan jenis kapal pertama yang menyamakan jenis meriam utamanya, dan masing - masing turret memiliki jumlah peluru sebanyak 80 butir.
Selain meriam utama HMS Dreadnought juga dilengkapi dengan meriam ringan berjenis QF 6-pounder Hotchkiss diletakan diatas atap turret meriam utama, dan masing - masing turret memiliki sepasang meriam QF 6-pounder Hotchkiss diatapnya. Meriam ini selain berfungsi untuk menjadi meriam anti serangan udara, jga berfungsi untuk memberikan kerusakan pada kapal - kapal yang diserang.
Spoiler for FS Bouvet ( Prancis ):
Bouvet adalah kapal perang buatan Angkatan Laut Prancis yang dibangun pada tahun 1890-an. Dia adalah anggota dari kelompok lima kapal perang yang sangat mirip, bersama dengan Charles Martel, Jaureguiberry, Carnot, dan Massena, yang diperintahkan untuk mengikuti kapal kelas Royal Sovereign Kerajaan Inggris. Bouvet adalah kapal terakhir dari grup yang akan dibangun, dan desainnya didasarkan pada Charles Martel. Ketika pecah perang dunia I pada tahun 1914, pasukan bantuan Prancis banyak terdapat di Afrika Utara yang merupakan pasukan - pasukan kolonial Afrika Prancis dan pasukan legiun asing Prancis. Sehingga untuk mengirimkan pasukan - pasukan ini dibutuhkan konvoi kapal perang, dan FS Bouvet serta sebagian besar armada lainnya digunakan untuk mengawal konvoi pasukan menyeberang ke Prancis selatan. Bouvet dan beberapa kapal perang lainnya juga digunakan untuk berpatroli dalam menghadang pengiriman barang selundupan di Mediterania tengah. FS Bouvet terkenal di kalangan angkatan laut Austria - Hungaria sebagai hantu laut tengah, karena kapal ini bisa sangat cepat dan tidak terkejar oleh kapal - kapal perang Austria - Hungaria. Bahkan pernah ada cerita kalau FS Bouvet pernah berlayar melewati kapal selam Austria - Hungaria tanpa harus melempar bom bawah laut ke arah kapal selam Austria - Hungaria, hal ini disebabkan karena terjadi miskomunikasi pada kapal selam tersebut sehingga mengira FS Bouvet yang berlayar diatas mereka merupakan kapal kargo.
FS Bouvet memiliki panjang 122 m, lebar 21.5 m, dan tinggi 8 m, dengan berat tonase 12.200 ton. Memiliki kecepatan maksimum mencapai 18 knot (33 Km/Jam), tercepat dikalangan kapal - kapal kelas Pre-Dreadnought. Bouvet memiliki dua meriam utama jenis Canon de 305 mm Modele 1893, dalam turret meriam laras tunggal. Masing - masing satu didepan dan satu dibelakang. Selain itu ada juga dua meriam Canon de 274 mm Modele 1893 dalam dua turret laras tunggal, di bagian tengah kapal di sisi kiri maupun kanan.
Pada tanggal 18 Maret 1915, armada gabungan Inggris - Prancis melakukan operasi serangan ke sebuah benteng Turki Ottoman dalam lanjutan kampanye Dardanelles. Pertempuran sengit terjadi dimana duel meriam kapal melawan meriam artileri Turki, dan tanpa disangka - sangka pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Turki. Bouvet yang beriringan dengan kapal Prancis lain FS Suffren menderita banyak kerusakan setelah dihantam peluru - peluru artileri Turki, jam 2 siang Bouvet mulai berlayar meninggalkan area pertempuran. Kebakaran serius terjadi pada anjungan komando kapal, dapa dilihat di foto Bouvet terbakar dengan asap pekat yang membumbung diatas kapalnya. Total 8 peluru artileri Turki menghantam Bouvet.
Pada tanggal 18 Maret 1915, armada gabungan Inggris - Prancis melakukan operasi serangan ke sebuah benteng Turki Ottoman dalam lanjutan kampanye Dardanelles. Pertempuran sengit terjadi dimana duel meriam kapal melawan meriam artileri Turki, dan tanpa disangka - sangka pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Turki. Bouvet yang beriringan dengan kapal Prancis lain FS Suffren menderita banyak kerusakan setelah dihantam peluru - peluru artileri Turki, jam 2 siang Bouvet mulai berlayar meninggalkan area pertempuran. Kebakaran serius terjadi pada anjungan komando kapal, dapa dilihat di foto Bouvet terbakar dengan asap pekat yang membumbung diatas kapalnya. Total 8 peluru artileri Turki menghantam Bouvet.
Bouvet pun mulai berlayar ke selatan dari celah sempit Dardanelles, tetapi belum lama meninggalkan area pertempuran terjadi ledakan besar pada lambung kapal Bouvet. Beberapa kapal perusak inggris yang melihat kejadian itu kemudian bergegas menuju Bouvet, tapi sangat disayangkan dalam waktu 2 menit setelah ledakan Bouvet sudah tenggelam. HMS Mosquito yang sudah sampai duluan hanya dapat mampu menyelamatkan 75 kru kapal, sedangkan 24 perwira dan 619 kru kapal lainnya tewas tenggelam maupun karena ledakan. Banyak yang berspekulasi ledakan terjadi karena gudang peluru yang berada di lambung kapal meledak karena tersulut panas api kebakaran, tapi setelah dilakukan penyelidikan ternyata FS Bouvet terkena ranjau laut yang sudah disiapkan Turki seminggu sebelum serangan, dan ranjau laut itu tidak diketahui sekutu.
Spoiler for SMS Scharnhorst ( Jerman ):
SMS Scharnhorst adalah kapal penjelajah lapis baja Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, yang dibangun di galangan kapal Blohm & Voss di Hamburg, Jerman. Dia adalah pemimpin kapal di kelasnya, termasuk SMS Gneisenau. Scharnhorst dibuat pada 22 Maret 1905 dan selesai pada 23 Maret 1906. Sempat ditugaskan pada armada laut utara Jerman namun hanya sebentar, karena pada tahun 1909 Scharnhorst ditugaskan ke Armada Asia Timur Jerman yang berbasis di Tsingtao, Cina. Kapal ini menggantikan kapal penjelajah Furst Bismarck sebagai kapal induk armada, posisi yang dipegang sampai tenggelamnya nanti. Selama lima tahun berikutnya, Scharnhorstmelakukan beberapa tur di berbagai pelabuhan Asia, kapal ini juga dikomandani oleh Admiral legendaris Jerman Maximilian von Spee dan hadir di Jepang untuk penobatan Kaisar Taisho pada tahun 1912.
SMS Scharnhorst memiliki panjang 144 m, lebar 21 m, dan tinggi 8.37 m. Sedangkan berat tonase kapal ini adalah 12.985 ton. Kapal ini memiliki kecepatan maksimal 22.5 knots ( 42 Km/Jam ). Scharnhorst juga dipersenjatai dengan 8 meriam Schnelladekanone Lange 40 berukuran 8.3 inci ( 21 cm ) yang terdapat pada empat turret meriam laras ganda. Selain itu ada 6 meriam Schnelladekanone Lange 40 berukuran 5.9 inci ( 15 cm ).
SMS Scharnhorst terlihat paling depan disusul SMS Gneisenau dan kapal - kapal Armada Asia Timur Jerman. Sebelum perang dunia I Scharnhorst sering mengunjungi daerah - daerah di Asia Timur dan Asia Tenggara, bahkan Scharnhorst pernah tercatat mengunjungi Sumatera dan Batavia!. Ketika pecah perang dunia I, armada Asia Timur harus menghadapi negara - negara sekutu yang waktu itu memiliki banyak wilayah kolonialnya di Asia. SMS Scharnhorst tercatat terlibat dalam dua pertempuran laut di perang dunia I, yang pertama adalah pertempuran Coronel dimana SMS Scharnhorst berhasil menenggelamkan salah satu kapal terbaik Inggris di Asia Timur HMS Good Hope. Dan terlibat juga dalam pelayaran ke kepulauan Falkland dimana Armada yang dipimpin Scharnhorst bertemu dengan armada Inggris, dan disinilah SMS Scharnhorst harus tenggelam setelah ditembak bertubi - tubi oleh HMS Inflexible.
Lukisan diatas merupakan ilustrasi tenggelamnya SMS Scharnhorst dengan latar belakang kapal yang berhasil menghantam Scharnhorst, HMS Inflexible. Admiral Von Spee dan seluruh kru kapal SMS Scharnhorst tenggelam, hampir seluruh armada Asia Timur Jerman tenggelam kecuali SMS Emden yang berhasil kabur tapi dengan keadaan kapal yang cukup parah.
Spoiler for SMS Goeben ( Jerman ) / Yavuz Sultan Selim ( Turki ):
SMS Goeben adalah kapal yang terakhir dibuat dari dua penjelajah tempur kelas Moltke Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, diluncurkan pada tahun 1911. Setelah pecahnya Perang Dunia I pada 28 Juli 1914, Goeben dan Breslau membombardir posisi Prancis di Afrika Utara dan kemudian menghindari pasukan angkatan laut Inggris di Mediterania dan mencapai Konstantinopel. Kedua kapal tersebut diberikan kepada ke Kekaisaran Ottoman pada 16 Agustus 1914, dan Goeben menjadi andalan Angkatan Laut Ottoman sebagai Yavuz Sultan Selim, biasanya disingkat menjadi Yavuz. Pemberian kedua kapal ini kepada Kesultanan Turki Ottoman menjadi salah satu yang menjadi alasan Turki akhirnya bergabung pada blok poros bersama Jerman dan Austria - Hungaria, sehingga kedua kapal ini disebut sebagai kapal pengubah jalan perang dunia I.
SMS Goeben memiliki panjang 186 m, lebar 29 m dan tinggi 9 m. Berat tonase kapal ini 22.979 ton. Kecepatan kapal ini dapat mencapai 25.5 Knot ( 47 Km/Jam ). Turki yang sebelumnya sangat kecewa dengan sikap Inggris karena telah membatalkan pesanan kapal tempur mereka, sangat senang mendapatkan kapal perang yang diberikan oleh Jerman ini.
SMS Goeben memiliki panjang 186 m, lebar 29 m dan tinggi 9 m. Berat tonase kapal ini 22.979 ton. Kecepatan kapal ini dapat mencapai 25.5 Knot ( 47 Km/Jam ). Turki yang sebelumnya sangat kecewa dengan sikap Inggris karena telah membatalkan pesanan kapal tempur mereka, sangat senang mendapatkan kapal perang yang diberikan oleh Jerman ini.
Kapal ini dipersenjatai meriam tempur utama Schnelladekanone Lange 50 kaliber 11 inci ( 28 cm ) yang berjumlah 5 buah dengan turret laras ganda. Selain itu ada juga meriam Schnelladekanone Lange 45 dengan kaliber 5.9 inci ( 15 cm ) berjumlah 12 buah dan tersebar dibagian tengah kapal.
Foto diatas merupakan kunjungan Kaiser Jerman Wilhelm II ke Turki dan diundang untuk naik ke atas kapal SMS Goeben yang sudah menjadi milik Turki, dan berganti nama menjadi Yavuz Sultan Selim. Terlihat Kaiser Wilhelm II sedang berbincang dengan Sultan Mehmed V ( Agak membungkuk ).
Foto diatas merupakan baling - baling dari kapal SMS Goeben yang dijadikan monumen di kota Golcuk, Turki.
Foto diatas merupakan kunjungan Kaiser Jerman Wilhelm II ke Turki dan diundang untuk naik ke atas kapal SMS Goeben yang sudah menjadi milik Turki, dan berganti nama menjadi Yavuz Sultan Selim. Terlihat Kaiser Wilhelm II sedang berbincang dengan Sultan Mehmed V ( Agak membungkuk ).
Foto diatas merupakan baling - baling dari kapal SMS Goeben yang dijadikan monumen di kota Golcuk, Turki.
Spoiler for SMS Breslau ( Jerman ) / Midilli ( Turki ):
SMS Breslau adalah kapal penjelajah kelas Magdeburg milik Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, dibangun pada awal 1910-an. Setelah menghindari kapal perang Inggris di Mediterania untuk mencapai Konstantinopel, Breslau dan Goeben diberikan kepada Kesultanan Turki Ottoman pada Agustus 1914, untuk membujuk Ottoman bergabung dengan Blok Sentral dalam Perang Dunia I. Kedua kapal, bersama dengan beberapa kapal Ottoman lainnya, menyerbu Pelabuhan Rusia pada Oktober 1914, dan memicu deklarasi perang Rusia terhadap Turki. Kapal-kapal tersebut masing-masing berganti nama menjadi Midilli dan Yavuz Sultan Selim.
SMS Breslau memiliki panjang 138 m, lebar 13.5 m, dan tinggi 4.4 m. SMS Breslau memiliki tonase berat mencapai 4.564 ton. SMS Breslau juga dipersenjatai dengan 12 meriam Schnelladekanone Lange 45 kaliber 4.1 inci ( 10.5 cm ), dan meriam ini memiliki jangkauan tembak pada ketinggian 12.700 m ( 41.700 kaki ) sehingga selain untuk menyerang kapal, meriam jenis ini bisa digunakan untuk meriam anti serangan udara.
Foto diatas merupakan kru kapal SMS Breslau yang nantinya akan dilebur menjadi kesatuan tempur angkatan laut Turki.
Foto diatas merupakan kru kapal SMS Breslau yang nantinya akan dilebur menjadi kesatuan tempur angkatan laut Turki.
Itu tadi kapal - kapal legenda yang bertempur dalam perang dunia I, dimana kapal - kapal ini mengalami dinamika dalam perjalanannya. Ada yang tenggelam, ada yang menjadi museum, bahkan ada yang menjadi besi tua. Tapi walaupun aksi mereka sudah tercatat dalam sejarah, dan tidak dipungkiri perlombaan teknologi kapal tempur dimulai pada perang dunia I ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar