Kamis, 16 Juli 2020

HAGIA SOPHIA, Saksi Sejarah Dua Keyakinan di Dunia.

Hagia Sophia merupakan gereja pertama yang diresmikan pada 15 Februari 360 M pada masa pemerintahan atau kepemimpinan kaisar Konstantius II oleh uskup Eudoxius dari Antioka. Gereja dibangun di sebelah tempat istana kekaisaran Byzantium. Hagia Sophia hanya bertahan 44 tahun karena hangus terbakar. Kemudian pada tahun 415 M, Hagia Sophia kembali dibangun dengan tetap mempertahankan struktur bentuk Balislika. Pada tahun 532, gereja Hagia Sophia kembali hancur saat terjadi peristiwa revolusi dan kerusuhan massal. Butuh beberapa tahun untuk kembali membangun Hagia Sophia. Pembangunan tersebut tidak lepas dari jasa arsitektur bernama Isidoros dan Anthemios. Berlanjut Pada 7 Mei 558 M, di masa pemerintahan kaisar Justinianus, kubah sebelah timur runtuh akibat guncangan gempa. Kemudian, pada 26 Oktober 986 M pada masa pemerintahan Kaisar Basil II (958-1025 M) juga kembali terkena gempa. Akhirnya, pada abad ke-14 dilakukan renovasi besar-besaran dengan tujuan agar tidak terkena gempa.

Hagia Sophia adalah sebuah bangunan yang dapat dikatakan memiliki banyak keistimewaan. Yang pertama, kubahnya yang besar dan tinggi. Dengan ukuran tengahnya 30 meter dan fundamentalnya 54 meter. Interiornya dihiasi mozaik dan fresko, tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni dan dindingnya dihiasi ukiran. Ada mozaik yang menggambarkan Bunda Maria dan Isa Al Masih.

Pada 29 Mei 1453 M, Konstatinopel dapat ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II dari Kesultanan Ottoman (Dinasti Utsmaniyah).  Beliau mengeluarkan perintah agar gereja Hagia Sofia diubah menjadi masjid. Masjid Hagia Sofia digunakan oleh umat Muslim untuk Sholat berjamaah, Sholat Jumat, dan kegiatan peribadatan lainnya. Serta ornament-ornamen yang berbau Kristen ditutup dengan Kaligrafi dan ornament berbau Islami. Pada masa tersebut juga ditambahkan atau dibangun beberapa fasilitas pendukung untuk beribadah, seperti mimbar, mihrab, air untuk wudhu, menara, sampai pondok Sultan. Dan peninggalan-peninggalan tersebut masih dapat kita lihat sekarang ini.


Selama kurang lebih 500 tahun lamanya Hagia Sophia berdiri sebagai masjid, sang Sultan tidak jadi menggunakannya untuk beribadah, beliau justru memberi perintah untuk membangun masjid baru yang berdekatan dengan Hagia Sophia, yakni Masjid Sultan Ahmed atau yang biasa disebut Blue Mosque.
Masa kejayaan Ottoman (Utsmaniyah) perlahan surut dan memgalami kemunduruan (kehancuran). Negara Turki berubah menjadi negara Republik di bawah kekuasaan Mustafa Kemal Ataturk, dengan julukan “Bapak Turki modern”. Ataturk memerintahkan agar Kaligrafi di dalam Hagia Sophia dihilangkan sehingga menampakkan kembali lukisan kuno dan gambar bunda Maria dan Isa Al Masih. Masjid Hagia Sophia berdiri selama kurang lebih 482 tahun sebelum akhirnya diubah menjadi museum oleh Attaturk.

HAGIA SOPHIA, Saksi Sejarah Dua Keyakinan di Dunia.
Sumber foto: https://pin.it/bljX57O

Dalam masa itu dilakukan beberapa kali renovasi, namun tidak kunjung selesai. Hagia Sophia merupakan simbol dua agama besar dunia. Di satu sisi masih menampilkan ciri khas Kristiani, dengan lukisan Yesus dan Bunda Maria. Di sisi lain menampakkan kemegahan Islam dengan kaligrafi raksasa bertuliskan Asmaul Husna dan nama agung Rasulullah SAW. Karena sejarah dan keunikannya, Hagia Sophia ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Di era kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, tepat pada hari Jumat, 10 Juli 2020, sang Presiden menandatangani Dekrit tentang pengembalian Hagia Sophia dari museum menjadi Masjid. Masyarakat Islam Turki menyambut gembira kabar tersebut, mereka haru dalam suka cita atas pengembalian Hagia Sophia menjadi Masjid seperti sebelum diubah oleh Mustafa Kemal Attaturk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar