Selasa, 31 Maret 2020

Sempat Disebut Negatif, Pasien Cianjur Harusnya Jadi Kasus Pertama Corona


Sempat Disebut Negatif, Pasien Cianjur Harusnya Jadi Kasus Pertama Corona

Pada 14 sampai 17 Februari pasien dari PT Telkom pergi ke Malaysia untuk menghadiri acara kantor.

Suara.com - Pemerintah mengumumkan pasien Covid-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, warga Depok, Jawa Barat. Padahal, menurut tim Narasi TV yang ditayangkan pada Jumat (27/3/2020) kasus pertama seharusnya adalah pasien dari PT Telkom yang meninggal pada 4 Maret 2020.

Melansir dari Narasi TV, pada 14 sampai 17 Februari pasien pergi ke Malaysia untuk menghadiri acara kantor. Sepulang dari Malaysia, pada tanggal 20 Februari mengalami demam dan batuk.

Kemudian, pada 22 sampai 26 Februari pasien sempat dirawat di RS Mitra Keluarga Bekasi, selama lima hari lalu pasien tersebut diizinkan pulang karena kondisinya membaik.

Setelah dinyatakan kondisinya membaik, tanggal 29 Februari pasien pergi ke rumah mertuanya di Cianjur. Sayangnya pasien yang merupakan pegawai PT Telkom itu pingsan dan sesak napas pada tanggal 1 Maret 2020 dan dibawa ke RS Dr. Hafidz Cianjur.

Pada tanggal 3 Maret pagi, pasien meninggal Selasa (3/3/2020) dini hari pukul 04.00 WIB. Janggalnya, 9 jam kemudian Kemenkes lansung menyatakan bahwa pasien Cianjur tersebut negatif Covid-19 pada pukul 13.00 WIB.

Pengumuman yang dinyatakan juru bicara (jubir) Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto terkait pasien PT Telkom dianggap terlalu dini.


"Ketika almarhum dibawa ke Bekasi untuk dimakamkan, jam satu kita makamkan setelah itu muncul di media hasilnya negatif, kok hasilnya begitu cepat ," kata salah satu keluarga pasien pada Narasi TV.

Menurut Eijkman Institute hasil tes swab baru bisa keluar setelah 8-9 jam.

"Dari mulai ekstraksi, sampai kita mendapatkan hasil maka itu, sebenarnya sekitar 8-9 jam," kata Peneliti Lembaga Eijkman, Prof. Herawati Supolo pada Narasi TV.

Pihak Kemenkes melalui Achmad Yurianto memang mengumumkan 9 jam kemudian. Namun spesimen berada di Cianjur dan tes dilakukan di Balitbang Kemenkes Jakarta di mana jarak dari Cianjur-Jakarta memakan waktu 2-3 jam.

Dengan hasil negatif yang diumumkan pihak pemerintah, keluarga hidup seperti biasanya dan tidak dianjurkan untuk melakukan isolasi diri.

Pada Minggu (15/3/2020), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa pasien yang meninggal di Cianjur adalah pasien positif corona.


Setelah pernyataan Ridwan Kamil, Jubir Achmad Yurianto baru meralat pernyataanya saat itu dan mengonfirmasi bahwa pasien Cianjur memang positif corona pada Senin (16/3/2020).

"Bukan positif lagi, dia baru menjadi positif. Ya ini sesuatu yang berjalan sesuai dinamika penyakitnya tidak semua orang begitu diperiksa langsung positif enggak. Yang sering terjadi adalah negatif tetapi kok gejala klinisnya masih periksa lagi, serial, baru ketemu positif," ujar Yuri di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Jubir Achmad Yurianto menyatakan ada pemeriksaan ulang, namun menurut hasil penelitian lapangan Narasi TV, pemeriksaan sampel pasien Cianjur hanya dilakukan sekali. Keluarga pasien yang tidak dianjurkan isolasi kemudian dinyatakan positif corona Pada Minggu (15/3/2020).

"Satu warga Bekasi di Cianjur meninggal dunia, sementara ada istri dan anak dari pasien yang meninggal dunia di Cianjur juga positif corona," kata Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (15/3/2020).

https://www.suara.com/news/2020/03/2...pertama-corona

Download GTA San Andreas Mobile

Disebut Nikahi Anak 7 Tahun, Syeikh Puji Dikutuk Kena Corona

Disebut Nikahi Anak 7 Tahun, Syeikh Puji Dikutuk Kena Corona
Foto: Twitter/ihatesonson

Jakarta, Insertlive - Lama tidak terdengar kabarnya, Pujiono Cahyo Widianto atau yang lebih dikenal dengan Syekh Puji disebut-sebut telah menikahi seorang bocah berusia 7 tahun.

Syekh Puji, berdasarkan berita yang beredar, telah menikahi seorang anak bawah umur dengan inisial D.

Kabar itu pun langsung menjadi perbincangan hangat di salah satu akun gosip di Instagram.

Disebut Nikahi Anak 7 Tahun, Syeikh Puji Dikutuk Kena Corona
Berita Syekh Puji/ Foto: Instagram/tantee_rempoong_oficiall

Melihat dari foto tersebut, salah satu media online menuliskan bahwa mereka telah melakukan wawancara ekskusif dengan Syekh Puji.

"Aku ini memang sukanya yang kecil," kata Syekh Puji dalam wawancara tersebut.

Alhasil unggahan itu pun memicu reaksi geram netizen.

"Yang kek gini kenapa ga kena corona sih?," tulis @yudhaprawira.

"Pedofill ini mahh 😩," timpal akun @amaliarizkys94.

"Udah jelas2 pedofil ni org.. kenapa ga ditangkap aja sih?," sahut @a_mandadamiani.

Sebelumnya Syekh Puji sempat viral lantaran kabar dirinya yang menikahi seorang bocah berusia 12 tahun yang bernama Lutfiana Ulfa.

(agn/des)

sumber

Download GTA San Andreas Mobile

ODP Tolak Tes Corona, Marah-marahi Tenaga Medis hingga Todongkan Pisau

ODP Tolak Tes Corona, Marah-marahi Tenaga Medis hingga Todongkan Pisau

SuaraJabar.id - Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata murka setelah mendengar kabar ada tenaga medis yang diancam dengan pisau saat menggelar rapid test yang diikuti warga setempat.

Ancaman penodongan senjata itu diketahui dialami tenaga medis saat memeriksa warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) virus Corona (Covid-19).

Saking geramnya, Jeje mengaku siap memidanakan warga yang dianggap telah mengancam nyawa tenaga medis karena menolak dilakukan rapid test.

“Ayo kita lawan, yang bandel atau malah mengancam kita pidanakan saja,” kata Jeje seperti dilansir dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Selasa (31/3/2020).

Diketahui, pelaksanaan rapid test tahap dua mulai digelar Pemkab Pangandaran. Tes COVID-19 itu juga diikuti oleh tenaga medis. Namum, ada perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan warga kepada tenaga medis yang melakukan pemeriksaan tersebut.

Jeje mengaku prihatin dengan tindakan yang dilakukan warga terhadap para tenaga medis yang melakukan pemantauan dan memberikan imbauan agar tak berada di luar rumah selama wabah Corona. Sebab, ada pula tenaga medis yang dimarah-marahi warga karena tak senang karena ditegur saat berada di luar rumah.

"Saya dapat rekaman videonya langsung, petugas medis kita dimarahi ODP. Lalu ada yang hendak melakukan rapid test, tapi si ODP-nya malah mengacungkan pisau,” kata dia.

https://jabar.suara.com/read/2020/03...odongkan-pisau

Download GTA San Andreas Mobile

WHO Uji Cobakan 4 Alternatif Obat Corona, Indonesia Ikut Serta

WHO Uji Cobakan 4 Alternatif Obat Corona, Indonesia Ikut Serta

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah menguji coba empat alternatif pengobatan untuk pasien virus corona COVID-19. Dalam uji coba tersebut lebih dari 45 negara ikut bergabung dan salah satunya adalah Indonesia.

Empat obat yang tengah diuji sebagai obat alternatif corona yaitu remdesivir, gabungan lopinavir atau ritonavir, gabungan lopinavir atau ritonavir ditambah interferon (beta-1b), dan chloroquine (klorokuin). Riset tersebut dimaksud untuk mendapatkan bukti klinis yang kuat dan valid terhadap efektivitas obat dan keamanan pasien virus corona COVID-19.

Selain itu, keikutsertaan berbagai negara juga bertujuan untuk mempersingkat waktu yang diperlukan agar segera mendapat obat alternatif yang secara resmi bisa segera diberikan pada pasien virus corona COVID-19.

Untuk memastikan pelaksanaan uji coba obat tersebut berjalan dengan baik di Indonesia dan dilakukan sesuai standar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dipastikan secara langsung terlibat dalam pelaksanaan riset yang dinamakan Solidarity Trial WHO.

"Indonesia siap berpartisipasi aktif pada riset 4 alternatif terapi Covid-19 dalam Solidarity Trial WHO," kata Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan, dr Siswanto, MHP, DTM, dikutip dari rilis Kementerian Kesehatan pada Selasa (31/3/2020).

(naf/up)
https://m.detik.com/health/berita-de...from=wpm_nhl_2

Download GTA San Andreas Mobile

Program-program Jokowi untuk Masyarakat Bawah di Tengah Darurat Corona

Ini Program-program Jokowi untuk Masyarakat Bawah di Tengah Darurat Corona


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan bantuan untuk masyarakat lapisan bawah di tengah wabah Corona. Selain soal program keluarga harapan dan kartu sembako, Presiden Jokowi menaikkan jumlah penerima kartu Prakerja menjadi 5,6 juta orang.

"Anggaran kartu Prakerja dinaikkan dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun. Jumlah penerima manfaat jadi 5,6 juta orang terutama ini adalah untuk pekerja informal, serta pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak COVID-19. Dan nilai manfaatnya adalah Rp 650 ribu sampai Rp 1 juta per bulan selama 4 bulan ke depan," kata Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan live lewat channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (31/3/2020).

Selain itu, Jokowi memaparkan skema tarif listrik di tengah wabah Corona. Pelanggan listrik 450 VA yang berjumlah sekitar 24 juta pelanggan akan digratiskan selama 3 bulan ke depan, yaitu April, Mei, dan Juni 2020.

"Sedangkan untuk pelanggan 900 VA yang jumlahnya sekitar 7 juta pelanggan akan didiskon 50 persen, artinya hanya membayar separuh saja untuk bulan April, Mei, dan Juni 2020," ujarnya.

Sementara itu, kata Jokowi, pemerintah juga mencadangkan Rp 25 triliun untuk pemenuhan kebutuhan pokok serta operasi pasar dan logistik. Sedangkan soal keringanan pembayaran kredit, Jokowi mengatakan OJK telah menerbitkan aturan yang berlaku mulai April ini.

"Perihal keringanan pembayaran kredit, bagi para pekerja informal, baik itu ojek online, sopir taksi, pelaku UMKM, nelayan dengan penghasilan harian dengan kredit di bawah Rp 10 miliar OJK telah terbitkan mengenai aturan tersebut dan dimulai berlaku April ini. Telah ditetapkan prosedur pengajuannya tanpa harus datang ke bank atau perusahaan leasing, cukup melalui e-mail atau media komunikasi digital, seperti WhatsApp," ujarnya.

(idh/fjp)


SUMBER:
https://news.detik.com/berita/d-4959...darurat-corona

Download GTA San Andreas Mobile

Minggu, 29 Maret 2020

Kemenhub: Jakarta Kemungkinan Besar Akan Dikarantina


Kemenhub: Jakarta Kemungkinan Besar Akan Dikarantina

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan, Jakarta kemungkinan besar akan dikarantina. Hal itu untuk mempersempit ruang penyebaran virus corona (Covid-19) di wilayah Ibu Kota.
"Jakarta kemungkinan besar akan dikarantina," ujarnya, Minggu (29/3/2020).

Ia menyebut, wacana ini kabarnya baru akan diputuskan setelah melakukan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan kementerian lainnya pada Senin 30 Maret 2020.
"Hari Senin besok (mungkin) Presiden akan putuskan (larangan mudik)," katanya.

Kemenhub: Jakarta Kemungkinan Besar Akan Dikarantina
Selain itu, lanjut dia, saat ini Kemenhub juga tengah menyiapkan regulasi terhadap kemungkinan karantina Jakarta. "Kemenhub telah menyiapkan peraturan teknisnya soal larangan mudik ini," ujarnya.
Seperti diketahui, Jakarta kini sudah menjadi pusat penyebaran terbanyak Covid-19. Dari total pasien positif corona di Indonesia per Sabtu 28 Maret 2020 ada 1.155, 603 di antaranya terkumpul di kawasan Ibu Kota. Sejumlah daerah mulai menerapkan karantina wilayah guna memutus mata rantai penyebaran virus corona. 


https://megapolitan.okezone.com/read...n-dikarantina 

NGELIAT BOSNYA BUDI KARYA DISERANG CORONA

AKHIRNYA BARU BERTINDAK

Kemenhub: Jakarta Kemungkinan Besar Akan Dikarantina

Masker Langka, Bolehkah Dipakai Berulang?

Jumat 27 Mar 2020 07:03 WIB 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kelangkaan masker, banyak orang terpikir untuk menggunakannya secara berulang. Padahal, belum tentu mereka membutuhkan masker. 

Ahli respirologi anak, dr Madeleine Ramdhani Jasin SpA, menjelaskan, masker N95 dan masker bedah belakangan banyak dicari masyarakat. Di samping itu, ada juga yang memilih jenis lain, seperti masker kain dan masker kertas yang efek proteksinya minim.

Sebetulnya, siapakah yang perlu menggunakan masker? Bagaimana dalam kondisi krisis masker, apakah boleh dikenakan berulang kali? Berikut penjelasannya.

Masker N95 

Masker Langka, Bolehkah Dipakai Berulang?

Warga menunjukkan masker jenis N95 di salah satu toko alat kesehatan di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (3/3/2020). Dampak wabah Covid-19, harga masker N95 di Palembang melonjak Rp 1,6 juta per kotak atau Rp 85 ribu untuk satuan. - (Nova Wahyudi/Antara)


Masker N95 merupakan respirator, masker yang mempunyai kemampuan 95 persen atau lebih untuk memfiltrasi atau menyaring partikel yang ukurannya lebih besar dari 0,03 mikron. Umumnya masker ini digunakan oleh petugas kesehatan di rumah sakit yang akan melakukan tindakan yang dapat mengeluarkan aerosol, partikel sangat kecil, dan bisa bertahan di udara, misalnya nebulisasi atau intubasi.

“Tapi, untuk di masyarakat awam, masker N95 tidak dianjurkan karena tidak ada bukti bahwa pemakaian masker N95 di lapangan akan membantu untuk mengurangi atau menangulangi virus seperti corona,” ujar Madeleine dalam "Tanya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)" live Instagram akun resmi IDAI, Kamis (26/3).

Bila N95 dipakai oleh masyarakat, tenaga medis berisiko kehabisan N95. Kelangkaan masker N95 akan merugikan kita semua.

"Jadi, kita harus bijaksana, harus waspada. Jangan sampai kita berperan dalam kelangkaan masker yang ada sekarang ini,” kata Madeleine.

Apakah N95 bisa dipakai ulang? Madeleine mengungkapkan, tim Respirologi dan Infeksi IDAI sering berdiskusi bersama. Selain itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, dalam saat krisis masker, ada dua opsi yang bisa dilakukan, yaitu penggunaan masker dalam durasi yang lebih lama atau dipakai berulang kali.

“Untuk masker N95, yang dianjurkan adalah memperpanjang waktu penggunaannya, misalnya, sampai delapan jam," kata Madeleine.

Namun, andaikan masker sudah kotor, kena percikan darah, atau ada tindakan yang mengenerasi aerosol, masker itu harus ganti. Kalau tidak, masker itu masih bisa digunakan.

Bagaimana dengan pemakaian berulang? Madeleine mengatakan, hingga kini memang ada kepustakaan yang menyatakan masker N95 bisa disterilisasi. Namun, IDAI masih perlu mengkajinya sehingga belum berani menganjurkan apakah hal itu dapat dilakukan.

Masker bedah 

Masker bedah utamanya untuk orang sakit supaya dia tidak menularkan virus ke sekitarnya. Andaikan ada orang sakit dan harus keluar rumah ataupun harus ke rumah sakit, dia harus pergi dengan memakai masker bedah.

Masker bedah juga dibutuhkan oleh petugas kesehatan yang menangani pasien batuk-pilek di rumah sakit. Selain itu, masker bedah direkomendasikan bagi orang yang berada di lingkungan padat atau ada yang batuk-pilek.

“Utamanya untuk orang sakit dan untuk petugas kesehatan,” kata Madeleine.

Dalam keadaan krisis masker seperti sekarang, masker bedah boleh digunakan lebih lama. Dalam praktik yang ideal, anjurannya adalah masker tersebut diganti tiap empat jam atau ketika sudah basah, kotor, atau terciprat.

"Dalam kondisi sekarang, ada anjuran CDC yang menyebut masker bedah dapat dipakai sampai delapan jam selama tidak basah, tidak kotor, dan tidak terciprat," ujarnya.

Bolehkah masker ini digunakan berulang? Madeleine mengatakan, masker bedah boleh dicopot dan dipakai lagi dalam satu hari, tetapi tentu harus dalam keadaan bersih, tidak kotor, tidak basah, dan tidak rusak.

Jika penggunanya hendak shalat atau makan, maskernya bisa disimpan dahulu. Buka dengan melepaskan talinya. Jangan bagian depannya karena bagian itu menangkap virus.

"Setelah itu, masker ditutup. Bagian putih di luar, bagian berwarna di dalam," kata Madeleine.

Simpan masker ke dalam kantong atau plastik. Jangan lupa cuci tangan setelah melepas masker dan ketika akan memasangnya lagi. "Setelah memakai masker, cuci tangan lagi," ujar Madeleine. 

Sumber Berita

Bayi yang Sebut Makan Telur Bisa Cegah Covid-19 adalah Informasi Hoax!

Belakangan ini banyak sekali narasi menghebohkan dari warganet yang dikait-kaitkan dengan pandemi Covid-19. Salah satunya seperti unggahan mengenai bayi yang baru lahir menyebut jika makan telur rebus bisa mencegah penularan Covid-19. Unggahan itu pun kemudian viral di media sosial dan menjadi pembahasan warganet.

Bayi yang Sebut Makan Telur Bisa Cegah Covid-19 adalah Informasi Hoax!
Foto: Tangkapan layar warga berebut telur (Suara)


Salah satu warganet yang membagikan informasi tersebut adalah pengguna Facebook bernama La Maddukellieng. Dalam unggahannya, ia juga membagikan video yang memperlihatkan sekumpulan orang tengah mengerubungi mobil pikap untuk berebut telur.

Pengguna Facebook tersebut juga menuliskan narasi yang berbunyi:

"Bayi baru lahir bisa bicara katanya makan telur tengah malam bisa menangkal virus corona, dalam hitungan menit telur habis terjual. Berita Hoax dipercaya pemerintah dan ulama diabaikan #hoax3 #imanandadiuji,"

Narasi tersebut pun semakin viral setelah dibagikan ulang oleh pengguna Instagram dengan username @lambe_turah.

Lantas bagaimana kebenaran informasi tersebut?


PEMERIKSAAN FAKTA
Setelah Hansip Hoax mencari tahu fakta sebenarnya dari narasi tersebut, diketahui jika informasi yang mengklaim bahwa bayi baru lahir yang menyebut jika makan telur bisa mencegah Covid-19 adalah informasi palsu.

Hal tersebut diketahui setelah pengguna Facebook bernama Michye Masela Fatlolona memberikan pernyataan klarifikasi atas viralnya narasi tersebut. Ia mengaku menjadi orang pertama yang membagikan informasi palsu tersebut.

Dalam klarifikasinya, Michye mengaku tak berniat untuk menyebarkan berita hoax. Hal itu dikarenakan unggahan tersebut sebenarnya diperoleh dari akun lain. Selain itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak atas kegaduhan yang telah terjadi karena narasi palsu tersebut.

Kini akun Facebook Michye Masela Fatlolona tersebut pun diketahui telah menghilang keberadaannya.


KESIMPULAN
Jadi Gan, berdasarkan penulusuran fakta yang dilakukan Hansip Hoax, dapat disimpulkan bahwa narasi yang menyebut jika bayi baru lahir yang menyebut makan telur dapat mencegah Covid-19 adalah informasi yang salah alias hoax.

* * *

Sebarkan ya informasi dan klarifikasi ini ke rekan dan keluarga kalian agar terhindar dari hoax yang menyesatkan.

Puncak Corona Diprediksi Pertengahan Mei, Pemerintah: Bisa Benar Bisa Tidak

lmuan Universitas Sebelas Maret memprediksi puncak virus Corona di Indonesia ada pada pertengahan bulan Mei 2020. Juru Bicara Pemerintahan untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan perhitungan itu bisa benar dan bisa juga tidak.

"Perhitungan itu bisa benar bisa enggak," ujar Yuri saat dihubungi, Sabtu (28/3/2020) malam.

Yuri juga menanggapi usulan untuk dilakukan karantina agar virus Corona segera berakhir. Menurut Yuri saat ini orang yang terinfeksi corona sulit diketahui karena tidak memiliki gejala yang signifikan sehingga belum sempat untuk dikarantina.

"Orang dikarantina itu artinya dicegah terjadinya penularan. Caranya adalah yang sakit tidak boleh ketemu sama yang sehat. Kan masalahnya kita nggak tahu siapa yang sakit. Pada orang yang masih sehat yang muda nggak ada keluhan apa-apa lho," jelasnya.


Yuri mengatakan mayoritas kajian itu menggunakan perhitungan penambahan kasus Corona per hari. Menurutnya ada juga ilmuan yang memprediksi puncak Corona di Indonesia ada pada akhir April.

"Artinya, ramalan atau kajian dari banyak imun termasuk yang saya baca juga perhitungannya mereka sama-sama menghitung dari penambahan hari perhati, terus perilaku masyarakat itu dihitung semua sama dia, dihitung dengan cara seperti itu 'waduh kalau seperti ini caranya kurang lebih baru bisa mencapai puncak di sekitar April," katanya.

Yuri mengatakan, apabila jaga jarak fisik terus dilakukan bukan tidak mungkin pada minggu keempat April kasus corona akan menurun. Dia menyebut mayoritas perkembangan kasus Corona di seluruh dunia relatif sama.

"Ada yang mengatakan kalau social distancingnya berhasil itu pada minggu kedua ketiga april itu puncak. Setelah itu akan penambahan kasus baru lebih dikit. Hampir sama grafiknya di Wuhan, di mana-mana. Naik, terus turun," ungkapnya.

Ilmuwan matematika Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, memprediksi puncak infeksi virus Corona jenis baru (COVID-19) terjadi pada pertengahan Mei 2020. Namun akhir dari pandemi ini tergantung dari kebijakan yang diambil pemerintah.

Sutanto Sastraredja, yang juga dosen Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) UNS, memaparkan secara matematis dinamika populasi COVID-19 dengan model SIQR.


Penjelasan model ini adalah Susceptible (S) digambarkan sebagai orang yang sehat yang rentan terinfeksi, Infected (I) sebagai individu yang terinfeksi, Quarantine (Q) sebagai proses karantina, dan Recovery (R) adalah orang yang telah sembuh dari COVID-19.

Data-data diambil mulai 2 Maret 2020 saat pertama kali pemerintah mengumumkan secara resmi terdapat dua orang yang terinfeksi virus Corona. "Saya ambil data sampai 22 Maret," ujar Sutanto saat dihubungi detikcom, Sabtu (28/3/2020).

"Dari data itu saya temukan parameter. Parameter ini kemudian saya masukkan dalam rumus matematika, sehingga bisa menghitung kecepatan orang yang sudah terinfeksi, dan yang masuk karantina," ujarnya.

Model SIQR ini kemudian dianalisis lagi menggunakan metode numerik Runge-Kutta Orde 4 sehingga menghasilkan sebuah grafik. Kesimpulannya, jika tidak ada perubahan dalam penanganan, diperkirakan puncak infeksi terjadi pada pertengahan Mei 2020.

sumber