Sabtu, 30 Januari 2021

Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

 Nama Grigori Rasputin pernah menjadi legenda tersendiri di Rusia. Meski bukan pahlawan atau penjahat, tapi pernah memberi pengaruh besar untuk kekaisaran Rusia.


Kenyataannya, ia adalah seorang petani dan tidak sekolah tinggi, tapi pembawaannya yang eksentrik bisa membuat banyak orang terlena.

Mulai dari para gadis desa, nyonya bangsawan, sampai kaisar bersedia mendengar pendapatnya.

Dengan kelihaian berbicara, ia berusaha memperdaya banyak orang dengan kesan relijius yang ia tampilkan. Meski di akhir hayatnya ia dilabeli sebagai dukun mesum atau tukang sihir.

Sempat tinggal di biara dan terbiasa menampilkan citra pribadi relijius
Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

Kehidupan Grigori Rasputin begitu misterius. Tidak ada yang mencatat tanggal kelahirannya, kecuali perkiraan tahunnya saja.

Kemungkinan ia lahir 1872 di kota Pokrovskoye, Siberia, yang saat itu menjadi bagian Kekaisaran Rusia.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Ia tidak bersekolah tinggi, tidak pandai membaca, tapi punya kecerdikan di atas rata-rata. Di masa remaja menjelang dewasa, ia sempat bekerja sebagai tukang angkut barang di kereta.

Saat umurnya 18 tahun, ia bergabung ke biara Verkhoture lalu mengenal sekte Khlysty yang memiliki ritual menyiksa diri untuk menyesali dosa-dosa.

Di sanalah ia banyak mengenal agama dan mulai pandai mengucapkan ayat-ayat dari kitab suci. Dengan pembawaan yang luwes dan tatapan tajam penuh wibawa, ia bisa berceramah sekaligus berbakat menghasut orang lain.

Ternyata ia tidak bisa bertahan selamanya di dalam biara Verkhoture. Salah satu alasannya adalah karena ia dianggap menebarkan pemikiran sesat dan asusila.

Sempat menikah dan hidupnya didukung oleh sumbangan para petani
Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

Begitu keluar dari biara, ia sempat menikah dengan wanita bernama Proskovia Fyodorovna. Walau sudah menikah, ia tetap hobi berkelana meninggalkan istrinya sendiri ke Gunung Athos Yunani sampai ke Yerusalem.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Lantaran pernah tinggal di biara, ia selalu mengklaim diri sebagai orang suci dan relijius.

Saat ia menjadi petani dan banyak bertemu petani lainnya, kemampuan bicaranya meningkat. Ia sering memamerkan kemampuan meramal dan menjadi dukun.

Banyak orang di lingkungannya percaya bahwa ia mungkin orang sakti pembawa pesan dari Tuhan. Menyadari kemampuannya menghasut orang lain, ia berhasil menggantungkan hidup pada sumbangan dari para petani.

Kabar tentang kesaktiannya sampai di istana kekaisaran yang saat itu diuji dengan sakitnya Tsesarevich Alexei, sang putra mahkota kekaisaran Rusia.

Hidupnya berubah setelah kemampuan ajaibnya terdengar sampai ke istana
Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

Tahun 1903 ia datang ke kota Saint Petersburg  dengan penampilannya yang mencolok dan kotor. Dengan penampilan yang dinilai tidak pantas, ia menarik perhatian Inspektur Akademi Keagamaan setempat.

Tatapan matanya tajam dan lisannya banyak mengucapkan kata-kata dari kitab suci.
Ditambah dengan penampilannya brewokan dan gaya berpakaian yang tidak seperti orang kebanyakan, ia memiliki kemampuan hipnotis yang kuat.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Dengan kemampuannya bersilat lidah dan bercerita tentang hal-hal ajaib, banyak orang segera melupakan kenyataan bahwa ia petani udik dan jarang membersihkan diri.

Entah dengan mantra apa, Tsesarevich Alexei sembuh. Tsar Nicholas atau kaisar terakhir Rusia merasa berutang budi. Ia pun diberi tempat khusus untuk menjadi penasihat di istana. Saat itulah kehidupannya banyak berubah.

Berpengaruh besar di istana, walau banyak skandal yang melibatkan dirinya
Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

Penampilannya sudah banyak berubah jadi lebih baik. Ia mengganti pakaian dengan jubah dengan model dan warna spesial yang dibuat oleh istri kaisar.

Dengan posisi strategis, ia terus menebar pesonanya dari para gadis di desa sampai nyonya bangsawan.

Ketika Perang Dunia I memanas, pada tahun 1914 ada rumor ilmu hitam merebak di lingkungan istana kekaisaran.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Sempat diberhentikan oleh Tsar Nicholas, tapi akhirnya ditarik kembali untuk menjaga Tsesarevich Alexei jika sewaktu-waktu sakit lagi.

Di saat kondisi pemerintahan tidak stabil, banyak yang berusaha menjatuhkannya setelah berbagai skandal yang melibatkan namanya. Berkali-kali Feliks Yusupov, kemenakan Tsar Nicholas merencanakan pembunuhan.

Banyak yang mengancam nyawanya, tapi tidak langsung meninggal walau diracun
Grigori Rasputin, Tukang Sihir yang Mendapat Posisi Penting di Kekaisaran Rusia

Pada suatu malam di penghujung Desember 1917, ia diundang untuk hadir ke perjamuan di Moika. Ia diberi kue-kue dan minuman anggur yang sudah dicampur racun.

Konon, dosisnya tinggi dan diperkirakan akan langsung merenggut nyawa. siapapun yang memakannya. Ajaibnya, tidak terjadi efek apa-apa pada dirinya, kecuali sakit perut yang masih bisa diatasi.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Karena situasi malam itu sudah diatur sedemikian rupa, Feliks Yusupov segera mengambil senjata untuk ditembakkan.

Tertembak di dada pun ia tidak langsung tewas. Konflik brutal pun tidak terhindarkan, ia masih berusaha bangkit dan mencengkeram leher Feliks Yusupov.

Karena pertarungan tidak seimbang, ia yang sekarat akhirnya terperangkap dan dibuang ramai-ramai.


Keesokan harinya, jasadnya ditemukan tenggelam di Sungai Neva yang beku. Kematiannya meninggalkan tanda tanya besar sekian lama.

Jumat, 29 Januari 2021

Los Roques, Perairan Terindah di Venezuela yang Mirip Segitiga Bermuda

 Laut Karibia dan sekitarnya pada umumnya dikenal sebagai wilayah yang tenang. Tapi tidak demikian dengan Los Roques, perairan yang misterius seperti segitiga bermuda.


Di sana pernah beberapa kali terjadi kecelakaan kapal laut atau pesawat terbang. Pesawat yang melintas di atasnya, beberapa kali dikabarkan hilang tanpa jejak.

Berbagai spekulasi pun muncul bahwa Los Roques terkena kutukan atau dijaga oleh makhluk halus. Di luar segala misteri yang melingkupinya, ternyata Los Roques adalah tempat yang sangat indah.

Pantainya masih bersih, lautnya terlihat biru, dan pemandangannya menarik minat wisatawan.

Banyak yang menilai perairan Los Roques misterius seperti Segitiga Bermuda
Menelusuri Los Roques, Perairan Terindah di Venezuela yang Mirip Segitiga Bermuda

Wilayah kepulauannya yang dikelilingi perairan sudah dihuni penduduk sejak lebih dari seribu tahun lalu.

Lokasinya yang berada jauh dari daratan dan kota besar memberikan sensasi tersendiri bagi pengunjungnya.

Banyak yang mengklaim bahwa pusaran angin dan air di sekitar perairannya berbahaya.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Bukan hanya bahaya karena faktor alam yang dapat diprediksi seperti perkiraan cuaca, tapi penduduk lokal pun mengatakan tentang sebuah kutukan di perairan Los Roques.

Konon kutukannya sempat mengorbankan manusia dan meminta tumbal nyawa. Sejak 1990, tidak kurang dari 15 pesawat yang mengalami kecelakaan atau hilang di perairan Los Roques.

Kasus yang cukup menggemparkan adalah peristiwa kecelakaan pesawat tahun 2013 yang menimpa desainer Italia, Vittorio Missoni beserta lima awaknya.

Sering dikaitkan dengan pengaruh makhluk tak kasat mata, Los Roques dianggap mirip Segitiga Bermuda.

Terlepas dari mitos yang ada, Los Roques tetap memiliki alam yang indah
Menelusuri Los Roques, Perairan Terindah di Venezuela yang Mirip Segitiga Bermuda

Legenda setempat menceritakan tentang adanya bajak laut yang menyembunyikan kapal dan harta karun di Los Roques. Karena tempatnya cukup terpencil, konon di sana juga ada aktivitas spiritual rahasia.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Tidak ketinggalan juga cerita tentang makhluk-makhluk mitos yang konon menjadi penguasa di sana.

Entah manusia di zaman modern percaya atau tidak tentang hal-hal berbau misteri di Los Roques, wilayahnya tetap menampilkan keindahan alam yang luar biasa.

Pada saat cuaca bersahabat, pengunjung bisa menikmati pasir putih, air laut yang biru, dan suasana matahari terbenam.

Ada sekitar 300 pulau berpasir putih yang berkilau di sekitar perairan Los Roques yang jaraknya 160 km ke utara Kota Caracas.

Jika pengunjung ingin menikmati pemandangannya lebih lama, ada tempat menginap di pulau utama Gran Roque.

Akomodasi di pulau lebih mahal daripada di kota-kota yang terletak di daratan, karena semua kebutuhan harus diangkut dulu dengan kapal.

Kepulauan dan perairan Los Roques menjadi taman nasional untuk menjaga ekosistem laut
Menelusuri Los Roques, Perairan Terindah di Venezuela yang Mirip Segitiga Bermuda

Bagi yang menyukai suasana pantai eksklusif, atau kehidupan laut yang indah untuk snorkeling atau menyelam, perjalanan ke tempat ini sepadan dengan harga yang dibayarkan.

Tidak diragukan lagi bahwa Los Roques adalah taman laut terbesar di Laut Karibia dan sekaligus wilayah paling indah di Venezuela.

Seluruh kepulauan dan perairannya seluas 2.211 km[sup]2 [/sup]sebenarnya sudah dijadikan taman nasional sejak tahun 1972.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Selain hamparan pantainya yang indah dan jalanan berpasir, Taman Nasional Kepulauan ini berperan penting melindungi ekosistem di laut, menjaga keindahan dan nilai-nilai ekologisnya yang didominasi terumbu karang dan hutan bakau.

Festival Lobster yang diadakan setiap bulan November menjadi daya tarik sendiri 
Menelusuri Los Roques, Perairan Terindah di Venezuela yang Mirip Segitiga Bermuda

Sebelum Los Roques menjadi taman nasional dan tempat wisata sebenarnya dahulu aktivitas yang paling banyak menghidupi penduduknya adalah menangkap ikan dan lobster.

Tidak tanggung-tanggung, para nelayan di Pulau Gran Roque bisa memenuhi kebutuhan lobster seluruh penjuru Venezuela.

Lambat laun, orang-orang dari daratan dan pulau-pulau yang berdekatan berkunjung ke kepulauan ini kemudian tertarik dengan suasana alamnya.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN KLIK DISINI

Jarak yang jauh dari pantai, tanah yang kering, dan air tawar yang yang terbatas, ternyata tidak menghalangi pengunjung untuk terus datang ke tempat ini dan mengeksplorasi pantai dan perairan sekitarnya.

Selain snorkeling, yang paling disukai pengunjung adalah pemandangan matahari terbenam di Gran Roque di dekat mercusuar yang sudah ada sejak tahun 1870-an.

Sekitar sepuluh tahun terakhir, aktivitas wisata berhasil menjadi penyumbang ekonomi utama.


Meski sudah tidak lagi mengandalkan hasil laut, tapi di Los Roques masih ada Festival Lobster yang biasanya dilaksanakan pada
awal musim lobster di bulan November.

Kamis, 28 Januari 2021

Iva Toguri D'Aquino : Penyiar Blasteran "Ter-Kawaii" di Masa Perang Dunia 2




Di zaman modern ini, umumnya sebuah siaran di Radio menyiarkan berita terkini, tangga musik hits masa kini, cerita pendengar dan lain sebagainya. Berbeda jauh dengan siaran Radio pada zaman dahulu. Selain menyiarkan siaran-siaran mainstream (seperti yang udah Ane sebutin tadi), siaran Radio zaman dulu juga menyiarkan situasi dan kondisi dunia yang saling berperang satu sama lain, khususnya ketika zaman Perang Dunia berkecamuk. Tak hanya itu, melalui siaran Radio, pihak yang berseteru dalam peperangan bisa saling melemparkan "propaganda" yang dimaksudkan untuk mempengaruhi para pendengarnya. Propaganda sendiri adalah sebuah pesan yang disampaikan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.




Spoiler for Siapa itu Iva Toguri D'Aquino?:

Iva Ikuko Toguri, adalah seorang warga Amerika keturunan Jepang yang lahir pada tanggal 4 Juli 1916 di Los Angeles, California. Orang tua Iva adalah imigran Jepang yang datang ke Amerika Serikat pada dekade awal tahun 1900-an. Iva adalah putri pasangan Jun dan Fumi Toguri. Saat masih duduk di bangku sekolah, Iva merupakan seorang anggota Pramuka. Pada awalnya, Ia bersekolah di Meksiko dan San Diego. Kemudian, memasuki masa-masa SMA, Iva kembali ke Los Angeles, tempat kelahirannya. Iva adalah alumni Universitas Los Angeles jurusan Zoologi. Buat yang belum tahu, Zoologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan binatang dan pembuatan klasifikasi aneka macam bentuk binatang di dunia. Itulah pengertian Zoologi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).



Spoiler for Perjuangan Hidup:
Pada 5 Juli 1941, sehari setelah Iva berulang tahun yang ke-25, Iva memutuskan untuk pergi ke Jepang, tempat asal kedua orang tuanya. Normalnya, orang yang hendak pergi keluar negeri pastinya membutuhkan paspor agar diizinkan melakukan perjalanan keluar negeri. Namun pada kasus Iva, Ia pergi ke Jepang hanya bermodalkan Kartu Tanda Penduduk alias KTP saja. Semuanya berjalan baik-baik saja, sampai satu waktu di bulan Agustus, Iva mengunjungi kantor kedutaan Amerika di Jepang guna mengurus pembuatan paspor. Selayaknya bikin KTP, Iva mesti nunggu waktu yang lama agar paspornya selesai dibuat. Nahas, akibat peristiwa penyerangan Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, Iva terpaksa tertahan di Jepang dan tidak diizinkan untuk pulang ke Amerika terlebih dulu.

Karena hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat dalam kondisi yang tidak baik, hal itu berdampak pada kehidupan Iva. Ia dipaksa untuk mengganti kewarganegaraannya yang semula berkewarganegaraan Amerika, menjadi Jepang. Iva menolak paksaan pemerintah. Alhasil, Ia pun dicap sebagai "musuh negara" dan tidak diizinkan mendapatkan bantuan (berupa makanan, uang, dsb. Ya...sebagaimana yang telah terjadi di masa sekarang. Bedanya, kalo sekarang terjadi akibat pandemi, kalo dulu terjadi akibat Perang Dunia 2) dari pemerintah.

Hidup Iva serba kekurangan semenjak itu. Untuk menafkahi dirinya, Ia mulai bekerja sebagai penulis di sebuah perusahaan media Jepang. Sampai pada akhirnya, Iva bekerja di Stasiun Radio Tokyo sebagai penyiar berita.

Pada November 1943, kala itu para tahanan perang dari pihak Sekutu dipaksa untuk menyebarkan propaganda lewat siaran radio. Tugas penyiaran tersebut diberikan kepada Iva. Iva pun menjadi penyiar di sebuah siaran berdurasi satu jam bernama "Zero Hour". Nggak cuma menyebarkan propaganda, siaran tersebut juga menyiarkan segmen mainstream selayaknya siaran radio pada umumnya, mulai dari informasi terkini (khususnya seputar situasi dan kondisi dunia selama Perang Dunia 2 berlangsung), pemutaran musik sampai segmen kirim-kirim salam.

Siaran "Zero Hour" diproduseri oleh Mayor Charles Cousens, seorang perwira tentara asal Australia yang juga memiliki pengalaman sebagai penyiar radio. Mayor Cousens terkenal setelah mengumumkan peristiwa "Pertempuran Singapura". Peristiwa tersebut merupakan peristiwa dimana Jepang berhasil menjajah Singapura pada awal bulan Februari 1942. Siaran "Zero Hour" tidak hanya diisi oleh Iva sendiri. Ia ditemani oleh seorang Kapten tentara Amerika bernama Wallace Ince dan seorang Letnan tentara Filipina bernama Normando Ilefonso Reyes. Fun fact, Iva pernah beberapa kali "nyolong" makanan para tahanan untuk mengganjal perutnya. Mengapa demikian? Sini Ane kasih tahu…

Gaji Iva sebagai penyiar sebesar 150¥/bulan atau $7/bulan. Pada saat itu, gaji segitu kalau diibaratkan di negara kita, kurang lebih sama dengan digaji Rp 10.000-20.000/bulan.

Iva ini adalah seorang yang sangat cinta tanah air. Buktinya, setiap kali Ia siaran, Ia tidak pernah mau membacakan semua naskah siaran yang berbau propaganda "Anti-Amerika". Untung, rekan-rekannya ngerti. Jadi, setiap kali ada bagian naskah siaran yang menyatakan propaganda Anti-Amerika, cukup rekan penyiarnya saja yang baca, sementara Iva "diam" saja (maksud Ane, diam dan tidak ikut campur).

Dari siaran "Zero Hour" inilah Iva mendapatkan julukan khasnya. Iva dijuluki "Tokyo Rose" alias "Kembang Tokyo". Julukan tersebut diberikan oleh orang-orang yang ada disekitarnya selama masa tayang "Zero Hour", mulai dari rekan sampai para tahanan perang yang juga bertugas sebagai kru siaran. Alasannya sederhana, Iva dikenal sebagai wanita yang baik dan cantik di kalangan para kru. Salah satu contoh kebaikan Iva adalah Ia selalu menghabiskan seluruh gajinya untuk mentraktir para kru, walaupun gajinya pas-pasan. Itu juga itung-itung buat gantiin makanan para kru alias tahanan perang yang dicuri sama Iva sih…

Pada April 1945, seluruh kru siaran nampaknya harus merayakan "Hari Patah Hati Nasional" mereka, sebab Iva menikah dengan salah seorang pria berdarah campuran Jepang-Portugis bernama Felipe D'Aquino. Pernikahan mereka hanya bertahan selama 35 tahun saja, yakni sampai tahun 1980. Iva menceraikan Felipe hanya karena Ia sering menolak jika diajak pulang kampung ke Amerika.

Kayaknya...Felipe dendam sama Amerika, setelah perlakuan mereka terhadap sang Istri...



Spoiler for Difitnah "Pemberontak" oleh Orang Lain:

Bulan Agustus tampaknya menjadi "bulan sial" bagi Iva. Satu waktu, ada 2 orang "Reporter" dari majalah ternama Amerika bernama Harry Brundidge dan Clark Lee. Mereka datang menemui Iva dengan maksud untuk "mewawancarai" dirinya. Mereka berdua menjanjikan "imbalan yang besar" kepada Iva yang nilainya cukup untuk membiayai ongkosnya untuk pulang kampung ke Amerika. Iva pun tergiur dengan tawaran tersebut dan menerimanya. Iva pun diwawancarai dan semuanya berjalan lancar. Tetapi, selesai Iva diwawancara...tiba-tiba…



Ia ditangkap oleh pihak berwenang karena dianggap menjadi pembelot bagi Amerika Serikat. Iva pun diinvestigasi oleh FBI dan pihak tentara AS pimpinan Jenderal Douglas MacArthur.




Jenderal Douglas MacArthur

Setahun kemudian, Iva pun dibebaskan. Ternyata, setelah diusut, rupanya tidak ada bukti bahwa Iva melakukan aksi pemberontakan. Bukti bahwa Iva tidak bersalah semakin diperkuat dengan kumpulan naskah siaran radio milik Iva yang tidak mengindikasikan adanya propaganda.




Foto detik-detik sebelum Iva Toguri D'Aquino ditangkap pada tahun 1945, setelah sesi "wawancara" bersama Harry Brundidge dan Clark Lee

Setelah dibebaskan, Iva memohon kepada pihak berwenang untuk mengizinkannya pulang ke Amerika untuk melahirkan anak pertamanya. Sayangnya, nasib malang kembali menimpa Iva. Pihak berwenang Amerika berhasil termakan gosip yang disebar oleh seorang penyiar radio komunis bernama Walter Winchell. Ia menuduh Iva adalah "suruhan" (alias mata-mata) Pemerintah Jepang yang dikirim untuk memata-matai Amerika. Pihak berwenang Amerika pun "menelan bulat-bulat" gosip tersebut dan kembali menahan Iva. Namun, karena Iva sedang hamil tua, penahanannya ditunda hingga Ia melahirkan anaknya. Singkat cerita, anak pertamanya Iva pun lahir di Jepang (soalnya pas gosip tadi tersebar, Iva masih belum dikasih "lampu hijau" sama pihak berwenang Amerika buat pulang kampung). Sayangnya, anaknya tidak hidup lama, karena Ia meninggal tidak lama setelah dilahirkan.

Tanggal 25 September 1948, Iva resmi ditahan atas kasus "pemberontakan" karena "membantu" pihak Jepang semasa Perang Dunia Kedua terjadi. Iva dibawa ke San Francisco untuk menjalani masa tahanannya.


Quote:
Akhirnya...Toguri-san bisa pulang kampung juga...udah gitu...gratis lagi…

5 Juli 1949, Iva Toguri D'Aquino, berusia 33 tahun, menjalani sidang perdana kasus pemberontakan yang dijatuhkan kepadanya. Dalam persidangan tersebut, Wayne Mortimer Collins bertugas sebagai pengacara Iva. Ia merupakan pejuang pembela hak asasi warga berdarah Jepang-Amerika asal Sacramento, California. Dalam persidangan kasusnya Iva, Wayne Collins memperjuangkan kliennya secara mati-matian. Ia bahkan mengundang Mayor Cousens sebagai saksi di pengadilan. Sayangnya, berdasarkan keputusan juri pengadilan pada tanggal 29 September 1949, Iva harus mendekam di penjara selama 10 tahun dengan denda sebesar $10.000. Wayne Collins langsung mengajukan keberatannya, karena menurutnya, keputusan juri dinilai "tidak memiliki bukti yang jelas". Namun tetap saja, keputusan tersebut sudah final. Iva pun harus menjalani proses hukum yang berlaku


Spoiler for Fakta Terungkap dan Pengampunan Presiden:



Quote:
Hidup Itu Seperti Sebuah Roda, Kadang Di Atas, Kadang Di Bawah

Quote tadi nampaknya cocok untuk menggambarkan kehidupan semua orang di dunia, termasuk Iva. Setelah Ia mengalami masa-masa yang penuh cobaan, akhirnya datanglah masa dimana Ia mendapatkan ganjaran atas kesabarannya.

Pada tanggal 28 Januari 1956, Iva akhirnya dibebaskan dari penjara. Ia memutuskan untuk pindah ke Chicago, Illinois bersama keluarganya. Tak lama setelah bebasnya Iva dari penjara, beberapa fakta mengejutkan pun mulai terungkap. Salah satu "Reporter" yang "mewawancarai" Iva kala itu, Harry Brundidge ditangkap atas kasus suap dan sumpah palsu pada kasus pertama Iva, dimana Ia dan Clark Lee menjebak Iva.

Seorang Asisten Jaksa Agung Amerika Serikat bernama Tom DeWolfe mencoba untuk mengusut kasus tersebut. Dan ternyata Ia berhasil mengorek sebuah fakta yang mengejutkan. Salah satu saksi dari pihak pemerintah Jepang, Hiromu Yagi mengaku bahwa Ia memberikan kesaksian palsu pada persidangan kasusnya Iva.

Oh ya, buat yang kepo kenapa pihak pemerintah Jepang ikut terlibat dalam kasusnya Iva, coba baca lagi bagian dimana pihak berwenang Amerika termakan gosip sama si penyiar baik itu. Iva kan dituduh sebagai "pemberontak" karena "membantu pihak Jepang" pas PD 2 berlangsung, ya otomatis pihak Jepang juga harus memberikan keterangannya di persidangan juga bukan? Nah sayangnya, kesaksian dari pihak Jepang adalah saksi palsu. Dan...juri pengadilan juga...main "iya-iya" aja sama kesaksian palsu itu. Alhasil, Iva pun dijebloskan ke penjara. Begitu…

Terus, gimana Harry Brundidge dan Clark Lee? Nah, disini faktanya terungkap.

Pada tahun 1976, Reporter media "Chicago Tribune" bernama Ron Yates menjadi pahlawan setelah berhasil membongkar rahasia dibalik kasusnya Iva. Dalam salah satu wawancaranya, Ia mewawancarai 2 orang mantan rekan Iva, bernama Kenkichi Oki dan George Mitsushio. Pada awalnya, mereka berdua (Oki dan George) didatangi oleh OKNUM dari pihak FBI dan tentara Amerika Serikat. Para OKNUM tersebut terus menerus mengorek informasi dari Oki dan George dengan maksud untuk menjatuhkan sekaligus membongkar identitas si "Kembang Tokyo". Nah, setelah mereka (para OKNUM) mendapatkan informasi yang cukup, melalui Harry Brundidge dan Clark Lee, mereka menjebak Iva dengan cara mengundang Iva dalam sebuah "wawancara". Oki dan George sebetulnya enggan untuk membocorkan informasi tersebut, namun karena para OKNUM itu merasa "paling tinggi" jabatannya, mereka mengancam akan menjebloskan Oki dan George ke penjara. Fakta tersebut juga dikonfirmasi oleh pembawa acara berita di TV Amerika, "60 Minutes", bernama Morley Safer.




Morley Safer


Satu lagi, fakta yang diungkapkan oleh Oki dan George juga menyatakan kalau semua pertanyaan yang diajukan kepada Iva saat diwawancarai oleh Brundidge dan Lee, rupanya adalah cara terselubung untuk mengkonfirmasi informasi yang didapatkan oleh para OKNUM dari George dan Oki.

Lalu...bagaimana dengan Walter Winchell? Ane rasa...alasan persaingan di dunia penyiaran yang menjadi penyebab mengapa Ia dengan tega menyebarkan gosip kepada Iva.






Setelah fakta-fakta terungkap, Presiden Amerika Serikat ke-38, Gerald Ford memberikan pengampunan kepada Iva Toguri D'Aquino atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya. Pemberian pengampunan Presiden tersebut dilakukan pada tanggal 19 Januari 1977 dan disetujui oleh Badan Legislatif Negara Bagian California, Liga Rakyat Jepang-Amerika dan Senator Amerika Serikat.




Gerald Ford
Presiden Amerika Serikat ke-38

29 tahun kemudian, tepatnya pada 15 Januari 2006, Komite Veteran Perang Dunia Kedua memberikan penghargaan "Edward J. Herlihy" kepada Iva Toguri D'Aquino. Iva dinilai sebagai sosok yang gigih, cinta tanah air dan figur pemberani bagi masyarakat Amerika Serikat. Pada 26 September 2006, Iva Toguri D'Aquino menghembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit yang dideritanya. Ia wafat di usianya yang ke-90.